Potlot adalah alat yang lembut, tidak banyak memeberikan kedalaman, tingkat kekerasannya bermacam-macam; untuk permulaan gunakanlah potlot yang sedang lunaknya. (Untuk merampungkan gambar kelak hendaknya selalu digunkan potlot yang paling bermutu sejauh yang dapat diperoleh). Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin kasap kertas yang digunakan, makin gelap goresan potlot yang diperoleh. Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu. Kertas harus cukup kasap agar diperoleh garis potlot yang baik dan cukup keras sehingga tidak bercalar oleh potlot.
Banyak sekali macam dan jenis potlot/pensil sesuai dengan penggunaannya, antara lain:
a. Pensil Biasa:
Pensil biasa dengan batang kayu relatif murah, dapat dipakai untuk membuat berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan jenis pensilnya.
b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)
Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut. Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis.
c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).
Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.
d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)
Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis B merupakan jenis pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.
e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula menjadi:
1) Hard/H/keras.
2) Medium/HB/sedang
3) Soft/B/Lunak, dipakai untuk menggambar potret, pemandangan alam dan benda.
f. Pensil berwarna.
Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 macam warna. (untuk kategori pensil warna bukan merupakan bahasan dalam penelitian ini).
g. Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil/potlot antara lain:
1) Teknik Stippel. Yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang.
2) Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya).
3). Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat
Jenis-Jenis Arsir antara lain:
a) Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar.
b) Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang.
c) Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan.
Dengan pengetahuan yang mantap mengenai sifat bahan dan fungsi alat, seniman dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala yang bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan, ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan. Dorongan menggambar timbul pada umumnya karena adanya gagasan dalam pikiran untuk menyatakannya dengan bentuk visual.
Alat terakhir untuk pengoreksian gambar adalah penghapus, untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak berhasil. Penghapus potlot yang biasa sudah cukup, sepanjang bersifat lentur, lunak dan bersih.
Ada kertas yang licin dan ada pula yang kasap, ada kertas bersadur dan kertas serap, kertas yang tebal dan yang tipis. Ada tiga jenis kertas yang dapat digunakan:
a. Kertas murah yang dapat digunakan dengan bebas. Barangkali kertas stensil atau kertas koran (yang dipakai untuk surat kabar, dapat diperoleh dalam ukuran kwarto dibungkus per rim).
b. Kertas Lakar ukuran saku (berbentuk buku ukuran saku)
c. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam, dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Kertas gambar biasanya berwarna putih mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna putih kusam atau berwarna putih-India. Menurut Ajat Sakri dalam bukunya menjelaskan;
Menggambar dimulai jauh sebelum menarik garis yang pertama. Permulaannya ialah sikap badan yang baik dan sikap yang benar terhadap pekerjaan. Lengan dan seluruh tubuh harus santai. Pandangan tertuju pada permukaan kertas sebagai satu keseluruhan, menaklukkan dan menguasainya.
Banyak sekali macam dan jenis potlot/pensil sesuai dengan penggunaannya, antara lain:
a. Pensil Biasa:
Pensil biasa dengan batang kayu relatif murah, dapat dipakai untuk membuat berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan jenis pensilnya.
b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)
Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut. Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis.
c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).
Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.
d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)
Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis B merupakan jenis pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.
e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula menjadi:
1) Hard/H/keras.
2) Medium/HB/sedang
3) Soft/B/Lunak, dipakai untuk menggambar potret, pemandangan alam dan benda.
f. Pensil berwarna.
Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 macam warna. (untuk kategori pensil warna bukan merupakan bahasan dalam penelitian ini).
g. Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil/potlot antara lain:
1) Teknik Stippel. Yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang.
2) Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya).
3). Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat
Jenis-Jenis Arsir antara lain:
a) Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar.
b) Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang.
c) Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan.
Dengan pengetahuan yang mantap mengenai sifat bahan dan fungsi alat, seniman dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala yang bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan, ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan. Dorongan menggambar timbul pada umumnya karena adanya gagasan dalam pikiran untuk menyatakannya dengan bentuk visual.
Alat terakhir untuk pengoreksian gambar adalah penghapus, untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak berhasil. Penghapus potlot yang biasa sudah cukup, sepanjang bersifat lentur, lunak dan bersih.
Ada kertas yang licin dan ada pula yang kasap, ada kertas bersadur dan kertas serap, kertas yang tebal dan yang tipis. Ada tiga jenis kertas yang dapat digunakan:
a. Kertas murah yang dapat digunakan dengan bebas. Barangkali kertas stensil atau kertas koran (yang dipakai untuk surat kabar, dapat diperoleh dalam ukuran kwarto dibungkus per rim).
b. Kertas Lakar ukuran saku (berbentuk buku ukuran saku)
c. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam, dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Kertas gambar biasanya berwarna putih mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna putih kusam atau berwarna putih-India. Menurut Ajat Sakri dalam bukunya menjelaskan;
Menggambar dimulai jauh sebelum menarik garis yang pertama. Permulaannya ialah sikap badan yang baik dan sikap yang benar terhadap pekerjaan. Lengan dan seluruh tubuh harus santai. Pandangan tertuju pada permukaan kertas sebagai satu keseluruhan, menaklukkan dan menguasainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar